Dari sekian banyak kesenian
yang ada di Indonesia, tari adalah salah satu cabang seni yang merupakan bagian
yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Hadirnya tari di lingkungan
kehidupan manusia bersamaan dengan peradaban manusia tersebut. Sebagai ekspresi
seni, tari dapat menjadi sebuah media komunikasi melalui media gerak.
Istilah tari memiliki makna dan
definisi yang luas, namun terdapat satu definisi umum yang kiranya sudah
menjadi generalisasi bahwa definisi dari istilah tari adalah keindahan ekspresi
jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak tubuh yang ritmis. Dari pernyataan
ini sudah jelas bahwa unsur utama dari tari adalah tubuh, tari dapat diibaratkan
sebagai bahasa gerak yang merupakan alat ekspresi manusia sebagai media
komunikasi yang universal.
Kehadiran tari dalam kehidupan
manusia kiranya sudah sangat lama, dan memiliki fungsi yang berbeda-beda
tergantung dari masyarakat tempat tari itu tumbuh. Maka tidak heran apabila
banyak ahli-ahli dalam bidang kesenian khususnya seni tari yang membuat
pengertian atau definisi tentang tari dengan penjabaran yang berbeda namun
memiliki makna yang hampir sama. 13
Adapun
pengertian tari menurut Pangeran Suryodiningrat, dalam Heni rohayani (2007 : 2)
: “tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun
selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu”.
Sedangkan Edy Sedyawati dkk
(1986 : 73-74), mengemukakan tentang beberapa definisi tari sebagai berikut :
a. Tari adalah gerak-gerak
ritmis, baik sebagian atau seluruhnya, dari anggota badan yang terdiri dari
pola individual atau berkelompok disertai ekspresi atau sesuatu ide tertentu.
b. Tari adalah paduan pola-pola
di dalam ruang yang disusun atau dijalin menurut aturan pengisian waktu
tertentu.
c. Tari adalah gerakan spontan
yang dipengaruhi oleh emosi yang kuat
d. Tari adalah paduan
gerak-gerak indah dan ritmis yang disususun sedemikian rupa sehingga memberi
kesenangan kepada pelaku dan penghayatnya.
e. Tari adalah gerak-gerak
terlatih yang telah disusun dengan seksama untuk menyatakan tata laku dan tata
rasa.
Dari beberapa definisi tari
yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa tari adalah rangkaian gerak
yang dibuat dengan pola tertentu dan memiliki unsur estetis. Tari mempunyai
kedudukan yang kuat dalam kehidupan manusia sebagai media komunikasi dalam
wujud gerak untuk menyampaikan pesan atau maksud tertentu. 14
Sejalan
dengan perkembangan kehidupan manusia, tari pun ikut melangkah dan berkembang.
Manusia menciptakan tari sesuai dengan ungkapan hidup, dan jika manusia masih
mampu untuk mengungkapkan ungkapan hidup dalam wujud gerak, maka tari akan
tercipta dan terus berkembang.
2. Jenis-jenis Tari
Jenis tari adalah macam-macam
tari yang ada di Indonesia, baik tari sederhana dengan durasi penampilan yang
singkat, sampai tarian yang memerlukan proses cukup panjang. Jenis-jenis tari
dapat dikelompokan menjadi jenis tari berdasarkan koreografinya, dan jenis tari
berdasarkan pola garapannya.
a. Jenis tari berdasarkan
koreografinya
Jenis tari berdasarkan
koreografinya dibagi menjadi tiga yaitu tari tunggal (solo), tari berpasangan
(duet) dan tari kelompok. Tari tunggal adalah tari yang dibawakan oleh satu
orang penari. Tari berpasangan adalah bentuk tarian yang dibawakan secara
berpasangan yang satu sama lainnya saling memberi respon. Tari kelompok adalah
tarian yang dilakukan oleh sejumlah orang penari yang terdiri dari tiga orang
penari atau lebih, tergantung dari kebutuhan tarian yang akan dibawakan.
b. Jenis tari berdasarkan pola
garapannya
Jenis tari berdasarkan pola
garapannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru.
Tari tradisional adalah tari yang 15
kehadirannya
sudah ada sejak puluhan tahun lalu, telah mengalami perkembangan yang cukup
lama serta kental dengan nilai-nilai tradisi yang diturunkan secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Sedangkan tari kreasi baru adalah tari yang
belum memiliki umur yang panjang dalam kehidupan manusia. Dalam penggarapannya
mengarah pada kebebasan pengungkapan dan tidak selalu berpijak pada pola
tradisi.
Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka tari Lenggang Nyai termasuk dalam kategori tari Kelompok, karena
dalam penyajiannya, tari Lenggang Nyai dibawakan oleh empat sampai enam penari
disesuaikan dengan kebutuhan penyajian. Jika dilihat dari jenis tari
berdasarkan pola garapannya, tari Lenggang Nyai termasuk dalam kategori tari
Kreasi Baru, karena tidak menggunakan ragam gerak tradisi, namun merupakan
pengembangan dari ragam gerak tradisi.
3. Pengertian Tari Tradisi
Seni tradisi merupakan seni
yang dihasikan oleh masyarakat secara turun-temurun. Kehadiran kesenian
terbentuk atas dasar dukungan masyarakat dalam membentuk serta menciptakan
kesenian baru sebagai suatu upaya pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh
masyarakat sebagai penyangga dari keberadaan kesenian. Sal Murgiyanto
mengatakan adalah “tradisi merupakan akar perkembangan kebudayaan yang memberi
ciri khas identitas atau kepribadian suatu bagsa. (2004 : 15). Yang disebut
sebagai tari tradisional adalah tari yang keberadaanya 16
sudah
cukup lama dalam kehidupan manusia. Tari tradisi sebagai bagian dari seni
adalah wujud dari karya yang dihasilkan sejak puluhan tahun lalu.
Secara etimologis istilah
tradisional berasal dari bahasa inggris tradition yang berarti adat atau
kebiasaan secara turun temurun melalui proses pewarisan dari generasi ke
generasi sebagai warisan budaya yang luhur. Tradisi merupakan hasil cipta dan
karya manusia. Rusliana (1983 : 7) dalam buku pengantar Ethnologi I mengatakan
:
Tradisional merupakan pola
alihan dari bahasa Inggris tradition menunjukan pengertian yang sama,
yaitu adat istiadat artinya tari tradisi merupakan tarian sebagai warisan
budaya leluhur yang hidup dan tetap berpijak sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku pada masyarakat dalam berbagai kegunaan.
Kelangsungan sebuah tradisi
sangat bergantung dari adanya penyegaran atau inovasi yang terus menerus dari para
pendukungnya dalam mengembangkan keunikan perorangan, detail, kebiasaan,
persepsi intern dan ekstern. Tari tradisi Indonesia mulai ada gejalanya setelah
Indonesia merdeka sebagai refleksi kebebasan manusia di segala bidang.
4. Pengertian Tari Kreasi
Tari kreasi baru adalah salah
satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan, dapat pula dikatakan bahwa tari
kreasi baru adalah inovasi dari seorang koreografer atau pencipta tari untuk
menciptakan suatu tarian baru. Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru
merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas indvidual atau kelompok,
sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru (2007 : 165).
Selain itu, 17
pengertian
tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan sebagai berikut :
Hasil ciptaan – ciptaan tari
yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru.
Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup
relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta
tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya
pembaharuan-pembaharuan (1996 : 11).
Tari kreasi baru merupakan
jenis tarian yang memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Dalam penciptaan
tersebut para koreografer tari mengacu pada tari tradisi di daerah setempatnya,
bahkan ada juga para koreografer tari yang mengambil inspirasinya dari
daerah-daerah lain dan mencampurkan gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan
tradisi yang biasa disebut dengan gerakan modern.
B. PROSES PENCIPTAAN TARI
Sebuah karya seni tersusun dari
bagian-bagian yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya. Dalam membuat sebuah tari didalamnya terdapat suatu perencanaan dalam
membuat gerak, musik, rias dan busana, namun modal paling utama dalam tari
adalah gerak sebab tari adalah suatu perwujudan seni yang diungkapkan melalui
media gerak. Dalam penciptaan sebuah tari, orang dapat menggunakan gerak-gerak
tari yang sudah ada sebelumnya atau menciptakan gerak dari hasil ekplorasi dan
pengembangan gerak yang belum terpola sebelumnya.
R.M Wisnoe Wardhana (1984 : 26)
menjelaskan definisi mengenai penciptaan, bahwa “penciptaan adalah dari tiada
menjadi ada, itulah terciptanya sesuatu dalam kehidupan manusia oleh manusia.
Sesuatu yang 18
tercipta
itu menjadilah titik mula perkembangan baru, sesuatu yang baru, yang dapat pula
merupakan saat genetis psikologis”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa
pencipta membawakan arah ciptaannya sebagaimana ia membawakan diri dalam arena
kehidupan. Cita-cita pribadi mewarnai ciptaan-ciptaannya. Sebaliknya ciptaan
seseorang adalah pantulan nilai-nilai pribadi. Dalam melaksanakan cita-cita,
seseorang tidak luput dari pengaruh ingkungan, yang merupakan
kesempatan-kesempatan, tempat, hambatan, maupun dorongan.
Mencipta merupakan dorongan
untuk merasakan, menemukan dan menuangkan ide-ide yang ada untuk dikembangkan.
Tari tidak tercipta secara instan, terdapat sebuah proses atau langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam menciptakan tarian. Proses untuk mencipta atau
membuat karya tari dimulai dari mencari ide-ide, yaitu melalui eksplorasi,
improvisasi, dan pembentukan (komposisi). Pada umumnya terdapat 4 tahap dalam
proses penciptaan tari diantaranya :
a. Penemuan gagasan, adalah
tahap menemukan gagasan tema dan gagasan bentuk tari, yang diawali dengan
kegiatan memberikan rangsangan kepada panca indera.
b. Pendalaman gagasan, adalah
tahap untuk memahami tema tari dan bentuk tari yang akan dibuat.
c. Perwujudan gagasan, atau
komposisi tari adalah tahap membuat susunan ragam gerak, desain lantai, musik,
dramatik, sesuai dengan tema tari dan bentuk tari yang diinginkan.
19
d. Pementasan tari, adalah
kegiatan mempertunjukkan karya-karya di depan penonton, rangkaian kegiatan
pementasan tari adalah latihan, pementasan dan pembahasan atau evaluasi.
Adapun teori yang diungkapkan
oleh M Hawkins (2007 : 7.11), bahwa ada 4 tahap kreatif tari diantaranya
sebagai berikut :
1. Eksplorasi adalah pengalaman
melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan ini
berupa berimajinasi melakukan interpetasi terhadap apa yang telah dilihat,
didengar atau diraba. Ia bergerak bebas mengikuti kata hatinya, mengikuti
imajinasi dan interpretasinya.
2. Improvisasi yaitu pengalaman
secara spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang
telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang dihasilkan
pada waktu eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga, ruang atau tempo dan
ritmenya, sehingga menghasilkan ragam gerak yang sangat banyak.
3. Evaluasi yaitu pengalaman
untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah dihasilkan pada tahap
improvisasi. Dalam kegiatan ini penata tari mulai menyeleksi, dengan cara
membuat ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai
dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh penata tari pada tahap
komposisi tari.
4. Komposisi yaitu tujuan akhir
manusia untuk memberikan bentuk kepada apa yang ia temukan.
20
Tari
sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak, tetapi juga membawa
serta nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan estetis. Selain
aspek-aspek estetis, para penata tari juga mempertimbangkan norma-norma moral
dan kesusilaan yang berlaku di wilayahnya. Saat menyusun suatu koreografi, konsep-konsep
estetik dan adat yang berakar pada budaya setempat sangat memberi warna pada
wujud tariannya. Nilai-nilai budaya lokal inilah yang membedakan antara tarian
suatu daerah dengan daerah lainnya. Nilai ini pula yang sekaligus memberikan
identitas terhadap tarian bersangkutan. Dengan kata lain, setiap budaya
memiliki konsep tersendiri yang menunjukkan bahwa aspek-aspek itu tersusun
secara terpadu sehingga membentuk suatu tari atau koreografi yang khas.
1. Unsur-unsur penciptaan
tari
Karya tari sebagaimana halnya
karya seni lainnya, merupakan respon penghayatan seniman terhadap kehidupan
yang dilatarbelakangi kehidupan keluarga, norma, sosial budaya, dan pendidikan
yang didapat oleh penata tari. Hubungan antara latar belakang kehidupan seniman
dengan realitas kehidupan akan mempengaruhi gaya seni yang dipilih seniman.
Iyus Rusliana dalam buku Penciptaan Tari Sunda menjelaskan:
bahwa pelaku seni tari yang
paling menonjol atau menentukan keberadaan dan sekaligus menghidupkannya,
adalah penari, guru atau pelatih tari, dan pencipta tari atau koreografer.
Begitu juga dalam pertumbuhannya, seni tari bisa berkembang dinamis atau
sebaliknya menjadi statis, adalah tergantung kepada kreatif tidaknya ketiga
macam pelaku seni tari ini (2008 : 8).
Dalam penciptaan sebuah karya
tari terdapat unsur-unsur penciptaan yang menjadi komponen penting dalam proses
penggarapan 21
sebuah
karya tari. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah Koreografer atau penata
tari, ide dan kreativitas serta gerak.
1.1 Penata Tari
Dalam buku Penciptaan Tari
Sunda, Iyus Rusliana menjelaskan :
Jadi yang disebut dengan
pencipta tari atau koreografer, yaitu seniman yang mampu menemukan ide – ide
dan konsep garapan yang orisinal menjadi karya tari inovatif. Adapun karya tari
inovatif berarti karya tari yang memiliki ciri khas tersendiri atau keunikan
dan kebaruan yang bermakna sebagai respon positif dari kemampuannya untuk
menunjukan eksistensi dan potensi sebagai pencipta tari yang bercitra.
Kehadiran karya tari hasil dari perilaku yang kreatif ini, biasanya terdorong
dari dalam batinnya sendiri atau adanya inspirasi dari kepekaan terhadap
masalah yang dialaminya dan kepekaan merespon dari berbagai peristiwa alam dan
kehidupan yang ada di sekeliling (2008 : 15).
Untuk menciptakan sebuah
tarian, akan terjadi yang dikatakan bayangan. Bayangan akan menjadi sumber
inspirasi sang koreografer. Koreografer juga membutuhkan suatu pengetahuan
terhadap apa yang akan dihasilkan dari karya seni tersebut, maka seorang
koreografer akan berimajinasi dan berintuisi, menggunakan pengetahuan yang
pernah dialaminya yang berbau estetis ataupun dari pengalaman melihat karya
orang sebelumnya.
1.2 Ide dan Kreativitas
Unsur ide dan kreativitas
adalah dua hal yang saling mendukung satu sama lain untuk menentukan identitas
dan ciri khas dalam penggarapan sebuah tarian. Pendapat seperti ini juga
dikemukakan oleh Sal Murgiyanto (1986 :46) : 22
Tari
akan tercipta karena adanya suatu ide di dalam proses penciptaannya. Ide, isi
atau gagasan tari adalah bagian tari yang terlihat dan merupakan hasil
pengaturan dari unsur-unsur psikologi dan pengalaman emosionalnya. Proses
memilih dan mengolah elemen-elemen inilah yang merupakan proses garapan isi
dari sebuah komposisi.
Seiring dengan perkembangan
zaman, hal yang dituntut dalam tari dilihat dari ide kreatif yang dituangkan
dalam menciptakan teknik gerak, dan komposisi atau koreografinya. Ide kreatif
dapat muncul apabila seseorang banyak melakukan aktivitas atau latihan. Dalam
hal ini perilaku kreatif dapat dituangkan dengan membuat karya tari agar
kreativitas bisa berkembang, selanjutnya maka perkembangan itu akan
menghasilkan gaya yang spesifik pada karya tari yang diciptakan.
Kreativitas adalah kemampuan
untuk mencipta (KBBI, 2001 : 559). Kreativitas merupakan kemampuan seseorang
untuk menghasilkan gagasan baru maupun karya nyata baru atau merupakan
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda dengan yang
telah ada sebelumnya. Kreativitas memiliki hubungan dengan inovasi. Adapun
pernyataan Sal Murgiyanto mengenai inovasi (2004 : 5) adalah sebagai berikut :
Pergaulan lintas budaya
merupakan salah satu alat ampuh untuk melakukan inovasi. Inovasi terjadi ketika
sebuah konversi asing berhubungan dengan tradisi atau konversi kita. Sang
penemu berfungsi sebagai jembatan atau titik hubung antara dua cara hidup yang
berbeda, hasil penemuannya akan menarik orang-orang yang 23
ingin
melakukan emansipasi dan memperlonggar ikatan-ikatan ketat yang berlaku di
dalam budaya asal.
Inovasi berarti penemuan
gagasan, konsep, cara, metodologi, atau hasil karya baru yang orisinil. Dari
pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah hasil pemikiran yang
:
a. Menggunakan dan memadukan
segala potensi internal yang dimiliki;
b. Mendatangkan hasil
(pemikiran) yang sifatnya baru, yang belum ada sebelumnya, yang menarik, aneh
dan mengejutkan;
c. Pemikiran baru yang
dihasilkan itu lebih bermanfaat (efektif), lebih mudah, atau lebih berbobot.
selengkapnya