Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya
Lambang Kabupaten Tasikmalaya
Semboyan: Sukapura ngadaun ngora
Julukan: Delhi van Java, Mutiara dari Timur |
Sebuah gambar diambil dari Kecamatan Cibalong, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat. Memperlihatkan daerah perbukitan Kabupaten
Tasikmalaya. |
Peta lokasi Kabupaten Tasikmalaya
Koordinat: 107°56'-108°8' BT, 7°10'-7°49' LS |
Provinsi |
Jawa Barat |
Hari jadi |
21 Agustus |
Ibu kota |
Singaparna |
Pemerintahan |
- Bupati |
Tatang Farhanul Hakim |
- DAU |
Rp. 881.979.959.000,-(2011)[1] |
Luas |
2.063,35 km2 |
Populasi |
- Total |
1.945.971 jiwa (2005) |
- Kepadatan |
943,11 jiwa/km2 |
Demografi |
- Suku bangsa |
Sunda |
- Kode area telepon |
0265 |
Pembagian administratif |
- Kecamatan |
39 |
- Kelurahan |
348 |
- Situs web |
http://www.tasikmalayakab.go.id |
Kabupaten Tasikmalaya, (
bahasa Inggris:
Tasikmalaya Regency) adalah sebuah
kabupaten di
Provinsi Jawa Barat.
Indonesia. Terletak di tenggara daerah
Priangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan berperan penting di wilayah
Priangan Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama
pertanian dan
kehutanan, sementara
petani menetap sebagai mayoritas penduduk.
[2] Kabupaten Tasikmalaya terkenal akan produksi
Kerajinannya,
Salak,
[3] sementara
Nasi Tutug Oncom
adalah makanan terkenal dari Kabupaten ini. Kabupaten Tasikmalaya juga
dikenal sebagai pusat keagamaan besar di Jawa Barat, yang memiliki lebih
dari 800
pesantren tersebar di penjuru wilayah Kabupaten.
[4]
Sejarah
Toponimi
Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat di
daerah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung,
sering juga disebut Tawang-Galunggung. Tawang berarti
sawah atau
tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya menuncul setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi
Tasik (danau, laut) dan malaya dari
(ma)layah yang bermakna
ngalayah (bertebaran) atau deretan pegunungan di pantai Malabar (India).
Tasikmalaya mengandung arti
keusik ngalayah, bermakna
banyak pasir di mana-mana.
[5]
Asal muasal
Sebuah foto tahun 1920-1935, menunjukan panorama Kabupaten Tasikmalaya - Neglasari, Kecamatan Salawu.
Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang
dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk
Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar
Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan
Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat
persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang
memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja,
Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang
yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari
kebataraan menjadi kerajaan.
[6]
Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan - 1920-1940.
Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13
Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya
yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan
di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari,
Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal
sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan
ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di
Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja
berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.
[6]
Periode moderen
Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan
Ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa,
Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan
Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya
sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta
diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja
Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.
[6]
Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah
mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon
dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh
wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran
mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian
timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau
Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas
dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk
Islam.
[6]
Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului
oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang
10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga
kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram,
banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai
penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura,
dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas
jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang
awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan
“negara” disebut “Sukapura”.
[6]
Raden Tumenggung Wirahadiningrat,
regent Manonjya (masa jabatan 1875-1901), berpakaian buru
Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten
Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan
Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan
ibukota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan
Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibukota
Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan
ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda.
Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan
nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di
suatu tempat, biasanya di ibukota daerah. Letak Manonjaya kurang
memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang
ada di Galunggung.
[6]
Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi
Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai
Bupatinya.
[6]
Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya
berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara
pentasbihan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.
[6]
Sejarah pemerintahan Bupati (1641 to 1937)
- 1641-1674 : Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
- 1674 : Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
- 1674-1723 : Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
- 1723-1745 : Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
- 1745-1747 : Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
- 1747-1765 : Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
- 1765-1807 : Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
- 1807-1837 : Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
- 1837-1844 : Raden Tumenggung Danudiningrat
- 1844-1855 : Raden Tumenggung Wiratanubaya
- 1855-1875 : Raden Tumenggung Wiraadegdana
- 1875-1901 : Raden Tumenggung Wirahadiningrat
- 1901-1908 : Raden Tumenggung Prawirahadingrat
- 1908-1937 : Raden Tumenggung Wiratanuningrat
Pemerintahan
Kediaman
bupati Tasikmalaya (1925-1933)
Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39
kecamatan (
bahasa Sunda:
Kacamatan), yang dibagi lagi atas 351
[7] desa dan
kelurahan.
Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak
21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan
Singaparna.
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya[8]
- Kadipaten
- Pagerageung
- Ciawi
- Sukaresik
- Jamanis
- Sukahening
- Rajapolah
- Cisayong
- Cigalontang
- Sariwangi
- Leuwisari
- Padakembang
- Sukaratu
- Singaparna
- Salawu
- Mangunreja
- Sukarame
- Manonjaya
- Cineam
|
|
- Taraju
- Puspahiang
- Tanjungjaya
- Sukaraja
- Gunungtanjung
- Karangjaya
- Bojonggambir
- Sodonghilir
- Parungponteng
- Jatiwaras
- Salopa
- Culamega
- Bantarkalong
- Bojongasih
- Cibalong
- Cikatomas
- Cipatujah
- Karangnunggal
- Cikalong
- Pancatengah
|
Geografi
Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah
perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa
pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut dimana pegunungan
Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di
dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara
ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.
[9] Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter.
[10]
Peta memperlihatkan letak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat
Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di
Pulau Jawa,
di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan
memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga
berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah
hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung
oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan
hujan deras.
Iklim
Seperti halnya Kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.
[11] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.
[12] Meskipun mendapatkan hujan deras
[11],
Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian
Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 ° C di
daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 ° C di daerah dataran tinggi.
[12]
Letak
Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.
[9] Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Garut
dari sebelah timur, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung,
sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten
Tasikmalaya berbatasan dengan
Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan
Kabupaten Ciamis. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan
Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh
Samudera Hindia.
Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan
sekitar 75 Km, dan sekitar 56,25 Km dari timur ke barat.
[13]
|
Kabupaten Garut |
Kabupaten Majalengka/Kabupaten Ciamis |
Kota Tasikmalaya/Kabupaten Ciamis |
|
Kabupaten Garut |
|
Kabupaten Ciamis |
Kabupaten Tasikmalaya |
|
Kabupaten Garut |
Samudera Hindia |
Kabupaten Ciamis |
Pendidikan
Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya
Universitas Siliwangi,
Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan
Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah
pondok pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten.
Perekonomian
Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian,
peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan
seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan
bangunan, industri, dan perdagangan.
Tasikmalaya, terutama pada era sebelum
1980-an,
dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah
seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota
ini pun dikenal sebagai
kota kredit akibat banyaknya pedagang
dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang
menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah
barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat
disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era
1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan.
website Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya : disdik.tasikmalayakab.go.id
Pariwisata
Kampung Naga
Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari
Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan
kampung ini adalah bangunan-bangunan
rumah yang dibuat
seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya.
Selengkapnya mengenai Kampung Naga dapat dilihat di halaman Kampung Naga
Kerajinan
Daerah
Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan
anyaman. Di sini banyak dihasilkan
tikar, anyaman dari
bambu, perabotan
rumah tangga,
dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Bordir di
Kawalu, Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri
kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Setiamulya, yang
menghasilkan industri bordir, kelom geulis, sepatu kulit, meubel,
anyaman
mendong, dan topi.
Gunung Galunggung
Ledakan dahsyat Galunggung, 1982
Kabut volkano Galunggung, 1982
Letusan
Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal
5 April 1982,
memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang
berubah menjadi obyek wisata yang indah mempesona, membentuk
danau kawah dan sumber air panas.
Pantai Cipatujah
Pantai dengan keindahan alam
laut, ber
pasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di
muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah
pisang.
Pantai Sindangkerta
Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah
taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20
hektar itu, akan dijumpai karang laut,
ikan hias, dan
suaka alam satwa penyu hijau yang sudah
langka kita temukan.
Pantai Karang Tawulan
Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung. source :
http://id.wikipedia.org